pttogel Newcastle United, klub yang sempat mengejutkan dunia dengan akuisisi dari konsorsium kaya Arab Saudi pada 2021, kembali menjadi perbincangan panas di bursa transfer musim panas 2025. Bukan karena keberhasilan mereka menggaet pemain bintang, melainkan justru karena gelombang penolakan dari sejumlah nama besar di Eropa. Fenomena “ramai-ramai tolak Newcastle” menjadi pertanyaan besar: ada apa dengan The Magpies?

Ambisi Besar, Hasil Tak Sejalan

Sejak diambil alih oleh Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi, Newcastle United mengusung misi ambisius: menjadi kekuatan besar di Premier League dan Eropa. Mereka sukses masuk Liga Champions pada musim 2022/2023, namun sejak saat itu, performa mereka cenderung stagnan, bahkan turun. Cedera, tekanan, dan rotasi pemain yang tidak optimal membuat mereka kesulitan bersaing di papan atas.

Ketika proyek ambisius tak diiringi hasil konsisten, minat pemain besar untuk bergabung pun menurun. Musim panas ini, Newcastle kembali gencar di bursa transfer, tetapi hasilnya di luar dugaan: banyak pemain menolak tawaran mereka, meski ditawari gaji besar.

baca juga: ruangan-di-gedung-bbpjn-sumut-disegel-kpk-usai-6-orang-kena-ott-ini-kronologi-dan-dugaan-kasusnya

Siapa Saja yang Menolak?

Beberapa nama besar yang dikabarkan menolak tawaran Newcastle musim panas ini antara lain:

  • Federico Chiesa (Juventus): Pemain sayap asal Italia ini disebut menolak tawaran karena merasa proyek sepakbola Newcastle belum stabil.

  • João Palhinha (Fulham): Meski tampil apik dan menjadi incaran banyak klub, Palhinha memilih menunggu tawaran dari klub yang tampil di Liga Champions.

  • Theo Hernández (AC Milan): Bek kiri eksplosif ini enggan pindah ke klub yang tidak berpartisipasi di kompetisi Eropa.

  • Ollie Watkins (Aston Villa): Meskipun Newcastle sempat serius mendekat, Watkins menolak dengan alasan loyalitas dan stabilitas proyek Villa yang kini tampil konsisten di Liga Champions.

Nama-nama tersebut menunjukkan bahwa uang besar saja tidak cukup. Pemain kini makin selektif, mempertimbangkan banyak aspek: stabilitas proyek, jaminan bermain di Eropa, dan reputasi manajemen klub.

Masalah Internal Newcastle

Beberapa sumber menyebutkan bahwa masalah internal juga menjadi sorotan. Eddie Howe, manajer yang pernah menyelamatkan Newcastle dari degradasi dan membawa ke Liga Champions, kini mulai dikritik karena kesulitan meramu skuad yang konsisten. Selain itu, struktur gaji di klub juga dilaporkan tidak seimbang. Beberapa pemain yang datang dengan gaji besar menciptakan kecemburuan di ruang ganti.

Isu lain adalah soal ekspektasi yang terlalu tinggi. Banyak pemain muda yang bergabung, namun tidak diberi waktu berkembang. Mereka ditekan untuk langsung tampil maksimal, yang akhirnya justru membuat mereka gagal bersinar dan akhirnya dilepas.

Citra Klub di Mata Dunia

Newcastle sempat dianggap sebagai “klub masa depan” karena dukungan dana tak terbatas dari pemiliknya. Namun kini, citra tersebut mulai memudar. Banyak pihak menyoroti ketergantungan Newcastle pada uang tanpa disertai perencanaan matang. Bahkan, beberapa pengamat menyebut mereka terlalu bergantung pada “nama besar” dan bukan membangun fondasi tim secara berkelanjutan.

Kekhawatiran juga muncul dari segi citra geopolitik. Kepemilikan oleh Arab Saudi terus dikaitkan dengan isu-isu hak asasi manusia, dan hal ini bisa menjadi alasan terselubung mengapa beberapa pemain (terutama dari Eropa Barat) menolak bergabung, meski dengan gaji fantastis.

Apa Langkah Selanjutnya?

Newcastle harus segera melakukan introspeksi besar. Mengandalkan kekuatan finansial saja tidak cukup. Klub perlu membangun reputasi sebagai tempat berkembangnya pemain, dengan visi jangka panjang yang jelas. Beberapa langkah yang bisa diambil:

  • Memperkuat fondasi akademi: Fokus pada pengembangan talenta lokal dan membentuk identitas permainan yang kuat.

  • Rekrutmen cerdas: Alih-alih memburu nama besar, Newcastle sebaiknya mencari pemain dengan potensi tinggi dan motivasi berkembang.

  • Perbaiki komunikasi proyek klub: Banyak pemain menolak karena tidak yakin arah klub. Ini harus diperjelas, baik kepada publik maupun calon pemain.

Kesimpulan

Fenomena penolakan massal terhadap Newcastle United di bursa transfer menjadi tamparan keras bagi klub yang pernah dianggap akan menggebrak dominasi Big Six di Premier League. Uang memang penting, tetapi bukan segalanya. Stabilitas, visi, dan reputasi jauh lebih berharga bagi pemain yang ingin membangun karier jangka panjang.

Kini, semua mata tertuju ke manajemen Newcastle: apakah mereka akan terus mengandalkan dana besar semata, atau mulai membangun ulang klub dengan cara yang lebih sehat dan berkelanjutan? Hanya waktu yang akan menjawab.

sumber artikel: www.ststradingdesk.com

More From Author